BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seperti yang kita
ketahui SMA Plus Negeri 17 Palembang sebagai salah satu sekolah unggulan yang memiliki
berbagai program dan aktifitas. Tak hanya kegiatan akademik, tetapi juga kegiatan
non akademik yang sering di laksanakan di sekolah ini. Banyaknya kegiatan non
akademik yang di adakan di SMA Plu negeri 17 seperti FD( festival drama), PPH(
pesta putih hitam), X.com (extraculikuler competition),TUKAS (temu kreasi
ekskul), dan masih banyak kegiatan lainnya. Kegiatan tersebut pasti membutuhkan
waktu tambahan untuk persiapannya. Yang mana terkadang waktu persiapan yang di
butuhkan siswa justru mengurangi atau menggunakan jam KBM ( kegiatan belajar
menggajar). Karena biasanya siswalah yang mempersiapkan kegiatan non akademik tersebut
dengan di bantu arahan dari guru. Tetapi sebagian besar persiapan pasti tetap di lakukan oleh siswa.
Sering
kali siswa keluar saat jam pelajaran dengan alasan untuk mempersiapkan kegiatan
– kegiatan non akademik tersebut. Banyak waktu yang dibutuhkan untuk
mempersiapkan kegiatan kegiatan tersebut. Jika waktu pelajaran dikira tidak
cukup untuk melakukan persiapan tersebut tak jarang siswa juga merelakan waktu
istirahatnya di rumah untuk datang kesekolah. Bukan hanya di sore hari terkadang siswa juga
mempersiapkan kegiatan tersebut hingga malam. Seperti yang kita tahu dengan
kegiatan belajar yang hingga sore di lakukan siswa juga membutuhkan waktu untuk
beristirahat. Waktu untuk beristirahat yang dapat digunakan untuk mengisi
energi yang dipersiapkan untuk belajar esok hari, juga mereka relakan untuk
melakukan persiapan demi suksesnya acara non akademik di sekolah. Beberapa jam pelajaran terkadang direlakan demi
menggatur persiapan acara tersebut. Belum lagi energi yang di keluarkan pada
saat persiapan kegiatan non akademik tersebut hal tersebut sering kali membuat
siswa lelah untuk melakukan kegiatan belajar. Kondisi ini nampaknya mengganggu
konsentrasi dan prestasi belajar siswa. Tetapi penulis mencoba untuk meggetahui
bagaimana penggaruh kegiatan non akademik dengan konsentrasi dan prestasi siswa
SMA Plus Negeri 17 Palembang. Penulis juga ingin mengetahui bagaimana juga cara
agar kegiatan tersebut tidak menganggu konsentrasi dan prestasi belajar siswa.
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah menemukan bagaimana cara siswa
menggatasi agar kegiatan non akademik tidak menggangu konsentrasi dan prestasi
siswa di SMA Plus Negeri 17 Palembang.
B. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang di atas, masalah yang dapat di rumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi kegiatan non akademik di
SMA Plus Negeri 17 Palembang?
2. Bagaimana pengaruh kegiatan non akademik
terhadap prestasi dan konsentrasi belajar siswa ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kondisi kegiatan non
akademik di SMA Plus Negeri 17 Palembang.
2. Untuk mengetahui adakah pengaruh kegiatan non
akademik terhadap prestasi dan konsentrasi belajar siswa SMA Plus Negeri 17
Palembang
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini
diharapkan bermanfaat bagi pembaca, siswa, dan penulis.
1) Bagi
pembaca, diharapkan penelitian ini dapat mengetahui apakah kegiatan- kegiatan
di sekolah mempengaruhi prestas dan konsentrasi belajar siswa SMA Plus N 17
Palembang.
2) Bagi
siswa, agar siswa dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi agar kegiatan –
kegiatan non akademik tersebut tidak menggangu prestasi dan konsentrasi
belajar.
2) Bagi
penulis, penelitian ini di buat agar penulis menggetahui apakah kegiaan
tersebut berpengaruh terhadap prestasi dan konsentrasi belajar siswa. Dan
bagaimanakah cara siswa menggatasi hal tersebut agar kegiatan non adeik tidak
berdampak negatif bagi konsentrasi dan prestasi belajar siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kegiatan Belajar
Moh. Surya (1997) : “Belajar dapat diartikan
sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan
perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
(cafestudi061.wordpress.com)
Belajar merupakan
perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons
yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapa
Belajar
adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus
menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan
peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang
tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar. (http://indramunawar.blogspot.com)
(I Nyoman Sudana Degeng.
Buku pegangan teknologi pendidikan pusat
antar universitas. Dirjrn dikti, Jakarta
1993) : Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan
memilih,menetapkan,mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang di
ingginkan.
(Uno hamzah B. teori belajar dan pembelajaran (suatu pengantar), STKIP gorrontalo
penerbit nurrul jannah, 1998): dalam hal ini istilahpembelajaran memiliki
hakikat perencanaan atau perancangan disain sebagai upaya untuk membelajarkan
siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guu
sebagai salah satu sumber belajar, tetepi mungkin berinteraksi dengan
keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
B. Memelihara kondisi kesehatan
Siswa
Mulyatiningsih,Rudi. 2009. Bimbingan pribadi-sosial,belajar,dan karier.
Jakarta : Grasindo.
Kondisi tubuh merupakan salah satu
faktor yang mempengarui keberhasilan belajar. Keadaan tubuh yang sehat
,erupakan kondisi yang memungkinkan seseorang untuk dapat belajar secara aktif,
seperti selalu hadir di sekolah,dapa belajar dengan giat, tidak cepat lelah,
dan tidak cepat mengantuk. Apabila seorang sedang sakit akan mengalami
kesulitan dalam belajar, seperti tidak dapat hadir disekolah, cepat lelah,
cepat mengantuk, dan tidak dapat mengerjakan tugas sekolah sehingga tidak dapat
berhasil dengan baik.
Cara memelihara kondisi tubuh
adalah :
a.
makan
makanan yang sehat
b.
melakukan
olah raga yang teratur
c.
tidur
ang cukup
d.
tidak
belajar semalam suntuk
e.
menggunakan
hari libur untuk rekrasi
C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar
Proses belajar merupakan hal yang kompleks.
Siswalah yang menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Terjadinya suatu
proses belajar timbul suatu aktivitas pengalaman belajar. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ada dua faktor, pertama faktor
internal yakni, keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa dan kedua
faktor eksternal, yakni kondisi lingkungan/di luar diri siswa.
1.
Faktor Internal (keadaan siswa)
Faktor internal terdiri dari
dua faktor, yakni:
a) Faktor fisiologis,
yaitu meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik/jasmani
individu seseorang, dan pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan
belajar seseorang. Faktor tersebut meliputi kondisi fisik yang
normal dan kondisi kesehatan fisik
Menurut Noehi Nasution, dkk. dalam Syaiful Bahri
Djamarah, bahwa, “orang yang dalam keadaan segar jasmaninya berlainan
belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan”.[1] Anak-anak yang
kekurangan gizi; mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima atau
memperhatikan pelajaran.
b) Faktor
Psikologis. Belajar pada
hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan
dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar
seseorang. Faktor tersebut adalah:
1.
Minat dan Usaha
Menurut Slameto bahwa minat adalah suatu rasa
lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat.
2.
Inteligensi (kecerdasan)
Menurut Wechler dalam Dimyati dan Mudjiono, bahwa
inteligensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat
bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan
secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah
dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
3.
Bakat
Disamping inteligensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya
terhadap proses dan hasil belajar seseorang dalam suatu bidang
tertentu. Bakat adalah “salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu
kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada”.
4.
Motivasi
Motivasi adalah “daya penggerak atau pendorong
untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga
dari luar”. Motivasi yang bersal dari dalam diri (intrinsic)
yaitu dorongan yang
datang dari sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu at-au
dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang
dipelajari. Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik)
yaitu dorongan yang datang dari luar (lingkungan), misalnya dari orang tua,
guru teman-teman dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar dengan motivasi
kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh
gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan
malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan
dengan pelajaran. Jadi kuat lemahnya motivasi seseorang turut mempengaruhi
keberhasilannya.
5.
Konsentrasi Belajar
Menurut Thursan Hakim, bahwa konsentrasi adalah
“merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan, dan
segenap panca-indra ke satu objek di dalam suatu aktivitas tertentu, dengan
disertai usaha untuk tidak memedulikan objek-objek lain yang tidak ada
hubungannya dengan aktivitas itu”.
Pemusatan perhatian (fokus) tertuju pada objek/isi bahan belajar maupun proses memperolehnya, dan tidak terpengaruh dengan sekelilingnya. Konsentrasi sangat mempengaruhi proses belajar seseorang, apabila konsen-trasi menurun tentu menggangu belajarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Rooijakker dalam Dimyati dan Mudjiono, mengatakan bahwa “kekuatan perhatian selama 30 menit telah menurun”. Ia menyarankan agar guru memberikan istirahat selingan selama beberapa menit.
Pemusatan perhatian (fokus) tertuju pada objek/isi bahan belajar maupun proses memperolehnya, dan tidak terpengaruh dengan sekelilingnya. Konsentrasi sangat mempengaruhi proses belajar seseorang, apabila konsen-trasi menurun tentu menggangu belajarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Rooijakker dalam Dimyati dan Mudjiono, mengatakan bahwa “kekuatan perhatian selama 30 menit telah menurun”. Ia menyarankan agar guru memberikan istirahat selingan selama beberapa menit.
6.
Kematangan dan Kesiapan
Kematangan merupakan suatu “tingkatan atau fase
dalam pertumbuhan seseorang, di mana seluruh organ-organ biologisnya sudah siap
untuk melakukan kecakapan baru”. Misalnya siap anggota tubuhnya untuk
belajar. Dalam konteks proses pembelajaran, kesiapan untuk belajar sangat
menentukan aktifitas belajar siswa. Siswa yang belum siap belajar,
cenderung akan berprilaku tidak kondusif, sehingga pada gilirannya akan
mengganggu proses belajar secara keseluruhan. Seperti siswa yang gelisah, ribut
(tidak tenang) sebelum proses belajar dimulai. Jadi kesiapan amat perlu
diperhatikan dalam proses belajar mengajar, karena jika siswa belajar dan
padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih
baik. Kesiapan juga erat hubungannya dengan minat.
7.
Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu kelelahan jasmani (fisik) dan kelelahan rohani
(psikis). Kelelahan jasmani terlihat
dengan lemah lunglainya tubuh dan muncul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan ini disebabkan oleh terjadinya kekacauan
subtansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang
lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangakan kelelahan rohani
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu termasuk belajar menjadi hilang. Kelelahan
jenis ini ditandai dengan kepala pusing, sehingga sulit berkonsentrasi,
seolah-olah otak kehilangan daya untuk bekerja.
8.
Kejenuhan dalam Belajar
Menurut Reber yang dikutip oleh Tohirin dalam
Muhibbin Syah, bahwa kejenuhan belajar adalah “rentang waktu tertentu yang
digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil”. Seseorang siswa yang
mengalami kejenuhan belajar, sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana
yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru,
sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan mandeg (stagnan) tidak mendatangkan
hasil.
2.
Faktor Eksternal Siswa
a)
Faktor Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah “ayah, ibu, dan anak-anak serta
famili yang menjadi penghuni rumah”. Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini
merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan
seseorang, dan tentu saja merupakan faktor pertama dan utama pula dalam
menentukan keberhasilan belajar seseorang.
Orang tua adalah penanggung jawab
keluarga. Dalam pendidikan keluarga menjadi suatu kebutuhan yang
mendasar, sebab keluarga adalah awal dimana anak mengenal dengan orang lain dan
dirinya sendiri, serta pertama-tama mendapatkan pendidikan, yaitu pendidikan
yang diberikan oleh kedua orang tuanya dan merupakan kewajiban yang bersifat
kodrati dan bersifat agamis. Hal ini diterangkan dalam Firman Allah surah
at-Tahriim ayat 6 yang artinya
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka”
Ayat tersebut, jelas peran orang tua di lingkungan
keluarga sangat memegang kunci. Kalau dari awal proses belajar
dan perkembangan anak tetap tercurah oleh para orang tua, maka tercipta
kondisi yang ideal bagi terwujudnya pola pikir anak ke arah pembelajaran yang
baik
b)
Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal terjadinya proses
belajar mengajar. Selain pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah
diperoleh seseorang secara teratur, sistematis, bertingkat mulai TK sampai
keperguruan tinggi.
Salah satu yang menunjang keberhasilan belajar
seseorang di sekolah adalah:
1.
Adanya kurikulum yang baik, yakni kurikulum sesuai dengan
kemampuan siswa, sedangkan kurikulum kurang baik adalah kurikulum terlalu
padat, di atas kemampuan siswa.
2.
Sarana prasarana, yakni lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran
merupakan kondisi pembelajaran yang baik, karena adanya gedung sekolah dengan
lengkap fasilitas belajar, seperti buku pegangan anak, ruang ibadah, laboratorium
dan lain-lain. Jadi adanya kelengkapan fasilitas dan sarana dapat
mempengaruhi kegiatan belajar anak. Anak didik dapat
belajar dengan baik apabila suatu sekolah memenuhi segala kebutuhan belajar
anak didik.
3.
Tata tertib dan disiplin. Menurut Thursan Hakim bahwa salah satu
yang paling mutlaq harus ada di sekolah untuk menunjang keberhasilan belajar
adalah adanya “tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan
konsisten”.[11] Disiplin tersebut harus ditegakkan secara menyeluruh, dari
pimpinan sekolah yang bersangkutan, para guru, siswa sampai karyawan sekolah
lainnya. Dengan cara inilah dapat mempengaruhi prestasi belajar para
siswa. Sebaliknya apabila dalam suatu sekolah tidak ada tata tertib dan
kedisiplinan maka proses belajar tidak berjalan dengan baik, dan akhirnya
prestasi siswa pun kurang baik.
4.
Guru. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar
mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia yang potensial di bidang pembangunan. Guru yang baik adalah guru
yang profesional, mengajar sesuai dengan keahliannya. Apabila kurang
ahli dalam bidang pelajaran tertentu, maka jadi sasarannya adalah siswa, yang
kurang menguasai dengan materi. Jadi guru profesional di sini dalam
interaksi belajar mengajar diantaranya adalah sebagai berikut:
5. Relasi guru
dengan siswa. Proses interaksi siswa dengan guru, dipengaruhi hubungan yang
ada. Apabila guru dapat berinteraksi dengan siswa dengan baik,
akrab, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang
diberikan oleh guru, sehingga siswa mempelajarinya dengan sebaik-baiknya.
Sebaliknya apabila guru kurang
berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar
kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka ia segan
berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
6.
Relasi siswa dengan siswa, yaitu hubungan yang akan mempengaruhi proses
belajarnya, apabila siswa mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang
menyenangkan teman lain, rendah diri, mengalami tekanan batin akan diasingkan
dari kelompok. Ia menjadi malas sekolah karena mengalami perlakuan kurang
bagus dari temannya. Jadi perlu hubungan baik antar siswa,
agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
c)
Faktor Lingkungan Masyarakat
1.
Kegiatan siswa dalam masyarakat, yakni kegiatan siswa dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi kalau kegiatan siswa
terlalu banyak maka akan terganggu belajarnya, karena ia tidak bisa mengatur
waktu.
2.
Media Massa, yang dimaksud dalam media massa adalah bioskop, radio,
TV, surat kabar, buku-buku, komik. Dan lain-lain. Media massa yang
baik akan memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap
belajarnya. Sebaliknya media massa yang jelek juga berpengaruh jelek
terhadap siswa.
3.
Teman bergaul. Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam
jiwanya daripada yang kita duga. Teman yang baik membawa kebaikan, seperti
membawa belajar bersama, dan teman pergaulan yang kurang baik adalah yang suka
begadang, pecandu rokok, minum-minum maka berpengaruh sifat buruk juga.
4.
Bentuk kehidupan masyarakat, yakni apabila kehidupan masyarakat yang terdiri
dari orang-orang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah
tinggi dan moralnya baik. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang tidak
terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan
berpengaruh jelek kepada anak yang berada dilingkungan itu.
(www.cantiknya-ilmu.co.cc)
BAB III
METODELOGI PENELITAN
A.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Dengan tujuan untuk menggetahui
pengaruh kegiatan non akademik dengan konsentrasi dan prestasi belajar siswa.kegiatan
non akademik yang di maksud adalah kegiatan tahunan sekolah seperti Festival
Drama, Pesta Putih Hitam, dan extraculicular
competition .
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di SMA Plus Negeri 17 palembang.
Penelitian ini dilakukan selama 20 hari
yaitu dari tanggal 20 Mei sampai tanggal
10 Juni 2011.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Penelitian
Populasi
penelitian dari karya tulis ini adalah seluruh siswa kelas XI angkatan 13 SMA
Plus Negeri 17 Palembang.
2. Sampel Penelitian
Pengambilan teknik sampel menggunakan teknik
simple random sampling. Dari seluruh
siswa kelas X angkatan 13 SMA plus negeri 17 palembang dipilih 7 kelas yang
di jadiakn sempel yaitu kelas XPSIA 1, XIPSIA
2, XIPSIA 3, XIPSIA 4, XIPSIA 5, XIPSIA 6, dan XIPSIA. Kemudian di acak lagi
sehingga terpilih 10 orang dari XIPSIA 1, 10 orang dari XIPSIA 2, 10 orang dari
XIPSIA 3, 10 orang dari XIPSIA 4, 10 orang dari XIPSIA 5, dan 10 orang dari XIPSIA
6. serta 10 orang dari XIPSIS .Berdasarkan keterangan di atas maka sampel
berjumlah 70 orang.
D.
Pengumpulan Data
Pengumpulan
data penelitian menggunakan teknik observasi, studi pustaka, dan pemberian
angket.
1.
Observasi
Observasi dilakukan
untuk memperoleh gambaran tentang apasaja manfaat dari pengaruh kegiatan non akademik
bagi siawa kelas XI SMA Plus Negeri 17 Palembang.
2.
Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk menambah data
agar data-data yang diambil lebih lengkap dan konkret.
3.
Pemberian Angket
Hal ini dilakukan untuk mengetahui frekuensi pengaruh kegiatan non akademik bagi Siswa kelas
XI angkatan 13 SMA plus negeri 17 palembang,
yang diwakili oleh beberapa orang yang diambil secara acak.
E. Analisis Data
Penganalisisan
data yang dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif ini ditujukan pada
segi-segi yang lebih banyak dinilai dengan angka-angka misalnya persentase siswa
yang merasa kegiatan non akademik di sekolah dapat menggangu konsentrasi
belajar siswa
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Pengaruh Kegiatan Non Akademik
Kegiatan non akademik di SMA Plus Negeri 17
yang sangat padat. Yang sering kali dianggap menggangu kegiatan KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar). Dengan demikian penulis melakuakan penelitian mengenai pengaruh
kegiatan non akademik terhadap konsentras dan prestasi siswa SMA Plus Negeri 17
Palembang . Untuk mengetahui bagai mana pengaruh kegiatan non akademik tersebut
maka penulis memberikan 70 angket terhadap 70 responden yang merupakan siswa
kelas XI angkatan 13 SMA Plus Negeri 17 Palembang. Sehingga dapat mengetahui
tingkat kepahaman siswa mengenai kegiatan naon akademik di SMA Plus Negeri 17
Palembang. Hal itu dapat di ketahui dengan tabel di bawah ini :
Tabel 1. Tingkat Kepahaman Siswa mengenai Kegiatan Non
Akademik
Pertanyaan
|
Presentase
jawaban
|
|
Iya
|
Tidak
|
|
1.
Tahukah
anda tentang kegiatan non akademik di SMA Plus Negeri 17 Palembang?
|
68
|
2
|
|
97%
|
3%
|
Setelah
penulis mengkalkulkasikan jumlah responden mengenai
tingkat kepahaman siswa kelas XI SMA Plus Negeri 17mengenai kegiatan non
akademik. Maka dapat diketahui bahwa 97 % responden menjawab iya , dan sisanya
3% responen menjawab tidak. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
siswa kelas XI SMA plus negeri 17
Palembang tentang tingkat pengetahuan mereka mengenai kegiatan non
akademik. Selanjutnya penulis dapat mengetahui pengaruh kegiatan non akademik
terhadap proses KBM
Tabel 2. Pengaruh kegiatan non akademik
terhadap proses KBM
Pertanyaan
|
Presentase
jawaban
|
|
Iya
|
Tidak
|
|
2.
Adakah
pengaruh kegiatan non akademik terhadap KBM?
|
56
|
14
|
|
80%
|
20%
|
Dari hasil analisis maka diperoleh data bahwa 80% responden
menjawab bahwa kegiatan non akademik mempunyai pengaruh terhadap proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Untuk mengetahui perbandingannya maka penulis
ingin mengetahui tentang pengaruh persiapan kegiatan non akademik teradap
proses KBM.
Tabel 3.
Pengaruh persiapan kegiatan non akademik .
Pertanyaan
|
Presentase
jawaban
|
|
Iya
|
Tidak
|
|
3.
Apakah
persiapan kegiatan non akademik menggangu proses kegiatan KBM?
|
42
|
28
|
|
60%
|
40%
|
Siswa kelas XI SMA plus
negeri 17 Kota Palembang dalam penelitian 70 orang . ternyata 60% responden
menjawab persiapan kegiatan non akademik mengaggu proses KBM. Sisanya sebanyak
40% responden menjawab bahwa persiapan kegiatan non akademik tidak mengaggu
proses KBM.
Tabel 4. Dampak setelah
mengikuti kegiatan non akademik
Pertanyaan
|
Presentase
jawaban
|
||
Naik
|
Tetap
|
Turun
|
|
4. Bagaimana nilai anda setelah
mengikuti kegiatan non akademik tersebut?
|
0
|
58
|
12
|
|
0%
|
83%
|
17%
|
Dan
dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa ada sebanyak 83% mengatakan bahwa
nilai mereka setelah mengikuti kegiatan non akademik sama atau tidak berubah
dari sebelum mengikuti kegiatan tersebut. Selanjutnya sebanyak 17% responden
mengatakan bahwa nilai mereka cenderung menurun setelah mereka mengikuti
kegiatan non akademik tersebut. Dan terakhir tidak ada responden yang
menyatakan bahwa nilai mereka naik setelah mengikuti kegiatan non akademik di
SMA Plus Negeri 17 Palembang.
Tabel 5. Apakah Kegiatan non akademik
menggangu konsentrasi belajar
Pertanyaan
|
Presentase
jawaban
|
|
Iya
|
Tidak
|
|
4.
Apakah
kegiatan non akademik mengganggu konsentrasi belajar anda?
|
31
|
39
|
|
44%
|
56%
|
Ternyata
ada 56 % responden atau sebanyak 39 orang yang menjawab kegiatan non aka demik menganggu konsentrasi
belajar mereka. Selanjutnya sebanyak 44% responden mengatakan bahwa kegiatan
non akademik tidak menggangu konsentrasi belajar siswa. Pada pertanyaan
selanjutnya penulis ingin mengetahui apakah kegiatan non akademik ini di anggap
membebani siswa.
Tabel 6. Apakah
kegiatan non akademik membebani siswa
Pertanyaan
|
Presentase
jawaban
|
|
Iya
|
Tidak
|
|
5.
Apakah menurut anda kegiatan non akademik
memberatkan atau membebani anda (waktu, dana,dll)?
|
20
|
50
|
|
29%
|
71%
|
Dari 70
responden sebanyak 71% mengaku bahwa kegiatan non akadmik tidak dirasa membebani
mereka. Sedangkan sisanya sebanyak 29% responden mengatakn bahwakegiatan non
akademik membebani mereka baik daam aspek dana, tenaga, waktu,dan lain-lain.
Pada pertanyaan selanjutnya penulis ingin mengetahui apakah kegiatan non
akademik dirasa di ikuti secara terpaksa.
Tabel 7. Apakah
peserta didik merasa terpakasa mengikuti kegiatan tersebut
Pertanyaan
|
Presentase
jawaban
|
|
Iya
|
Tidak
|
|
Apakah anda merasa terpaksa
mengikutikegiatan tersebut?
|
7
|
63
|
|
10%
|
90%
|
Sebagian responden menganggap
bahwa 90% daei responden merasa tidak terpaksa mengikuti kegiatan tersebut.
Tetapi 10% responden lainya mengatakan bahwa mereka merasa terpaksa saat
mengikuti kegiatan non akademik tersebut.
B. Macam-Macam Kegiatan Non
Akademik yang Diikuti Siswa
Beragam kegiatan non akademik yang di
ikuti siswa adalah :
a.
Pengukuhan ekskul
b.
PPH (Pesta Puti Hitam)
c.
X.com (Extraculicular Competition)
d.
FD (festival Drama)
e.
TUKAS ( Temu Kreatif Antar Ekskul)
f.
Teacher Award
g.
Latdis dan MOS.
C. Manfaat Kegiatan Non Akademik
Dari
kuisioner yang disebar dalam betuk esay lebih dari 70% siswa mengatakan
mengikuti kegiatan non akademik adalah untuk refreshing dari kepadatan jam belajar yang ada di sekolah.
Selanjutnya mereka juga menjawab bahwa kegiatan non akademik ini dapat
mengajarkan mereka tentang pengalam yang tidak bisa didapatkan pada pelajaran.
Tidak hanya itu, siswa pun mampu belajar berorgani sasi dari kegiatan non
akademik tersebut. Selain itu kegiatan non akademik juga dapat melatih
kekompakan serta melatih jiwa kepemimpinan yang ada di dalam diri siswa.
BAB V
PENUTUP
- Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah
dilakukan, dapat diambil
beberapa simpulan yaitu :
1. Kondisi kegiatan non akademik di SMA Plus
Negeri 17 Palembnag berjalan lancar. Kegiatan non akademik sangat sering di
lakukan di sekolah ini. Adapun kegiatan non aka demik yang rutin di lakukan di
sekolah ini antara lain :
a.
Pengukuhan ekskul
b.
PPH (Pesta Puti Hitam)
c.
X.com (Extraculicular Competition)
d.
FD (festival Drama)
e.
TUKAS ( Temu Kreatif Antar Ekskul)
f.
Teacher Award
g.
Latdis dan MOS.
Acara
ini biasanya di selenggarakan oleh OSIS SMA Plus Negeri 17 yang mana susunan
panitianya adalah siswa. Hal tersebut berarti siswa SMA Plus Negeri 17 sangat
berperan terhadap kegiatan non akademik.
2. Kegiatan non akademik sangat berpengaruh
terhadap proses belajar mengajar (KBM). Sebagian besar siswa menganggap
kegiatan non akademik berpengaruh terhadap proses KBM. Selain itu, persiapan
kegiatan yang mmekibatkan siswa ini menurut sebagian besar responden juga
mengaggu proses kegiatan KBM. Siswa juga mengaggap bahwa kegiatan tersebut
walaupun menggangu proses belajar. Tetapi walaupun kegiatan tersebut menggangu
proses KBM siswa. Nilai yang didapat tidak terlalu di pengaruhi. Siswapun
mendapatkan manfaat lain yang tidak bisa di dapat dari proses KBM di kelas,
seperti pelajaran berorganisasi, kekompakan,dan lain-lain. Siswapun tidak
merasa dibebankan dalam kegiatan non akademik.
- Saran
Diharapkan bagi siswa SMA Plus Negeri 17 palembang dapat tetap mengontrol
waktu belajar walaupun sedang melaksanakan kegiatan non akademik. Sehingga
tidak terjadi penurunan nilai di dalam proses KBM. Selain itu siswa juga diharapkan mampu
menjadikan kegiatan non akademik sebagai kegiatan yang merupakan ajang untuk saling
bersaing tentang kreatifitas. Sehingga kreatifitas di SMA Plus Negeri 17 dapat selalu tumbuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2008. Pola
Belajar. (Online), (http://mathedu-unila.blogspot.com, diakses tanggal 2 Maret 2011).
Anonim. 2003. Teori Belajar. (Online) (http://indramunawar.blogspot.com,
diakses tanggal 2 Maret 2011).
Anonim. 2010.
Belajar dan Prosesnya. (Online)
B, Hamzah Uno
(a). 1998. Teori belajar dan pembelajaran (suatu pengantar). STKIP Gorrontalo: Nurrul
Jannah
B, Hamzah Uno (b). 2009. Perencanaan
pembelajaran. Jakara: Bumi Aksara.
Moh.
Surya. 1997. Definisi Belajar. (Online)
(www.cafestudi061.wordpress.com,
diakses tanggal 2 Maret 2011).
Mulyatiningsih,
Rudi. 2009. Bimbingan
pribadi-sosial,belajar,dan karier. Jakarta: Grasindo.
Sudana, I Nyoman. 1993. Buku Pegangan Teknologi Pendidikan Pusat
Antar Universitas. Jakarta: Dirjrn dikti.
Lampiran :
KUISIONER
Nama :
Kelas :
- Tahukah anda tentang kegiatan non akademik di SMA Plus Negeri 17 Palembang?
- Tahu
- Tidak tahu
- Kegiatan apa yang anda ikuti? (boleh memilih lebih dari 1)
- Pengukuhan ekskul
- PPH (pesta putih hitam)
- X.com (Extraculicular Competition)
- FD (festival Drama)
- TUKAS ( Temu Kreatif Antar Ekskul)
- Teacher Award
- Latdis dan MOS
- Apa manfaat dari kegiatan yang anda ikuti?
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
- Adakah pengaruh kegiatan non akademik tersbut terhadap KBM?
- Iya
- Tidak
- Apakah persiapan kegiatan non akademik menggangu proses kegitan KBM ?
- Iya
- Tidak
- Bagaimana Nilai / prestasi anda setelah mengikuti kegiatan non akademik tersebut?
- Naik
- Tetap
- Turun
- Apakah kegiatan non akademik meenggangu konsentrasi belajar anda?
- Iya
- Tidak
- Apakah menurut anda kegiatan non akademik memberatkan atau membebani anda (waktu, dana,dll) ?
- Iya
- Tidak
- Apakah anda merasa terpaksa mengikuti kegiatan tersebut?
- Iya
- Tidak
Terimakasih J
kak, mau tanya pendapat kak. Judul BUGEMM aku "Permasalah peserta didik kelas X dalam penulisan BUGEMM." di Bab IV aku sudah buat 4.1 nya Hasil penelitian, menurut kakak 4.2 dan setrusnya kira-kira apa ya kak?
BalasHapuskak, mau tanya pendapat kak. Judul BUGEMM aku "Permasalah peserta didik kelas X dalam penulisan BUGEMM." di Bab IV aku sudah buat 4.1 nya Hasil penelitian, menurut kakak 4.2 dan setrusnya kira-kira apa ya kak?
BalasHapus