Sabtu, 29 September 2012

BUGEMM (budaya gemar menulis dan membaca)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Seperti yang kita ketahui SMA Plus Negeri 17 Palembang sebagai salah satu sekolah unggulan yang memiliki berbagai program dan aktifitas. Tak hanya kegiatan akademik, tetapi juga kegiatan non akademik yang sering di laksanakan di sekolah ini. Banyaknya kegiatan non akademik yang di adakan di SMA Plu negeri 17 seperti FD( festival drama), PPH( pesta putih hitam), X.com (extraculikuler competition),TUKAS (temu kreasi ekskul), dan masih banyak kegiatan lainnya. Kegiatan tersebut pasti membutuhkan waktu tambahan untuk persiapannya. Yang mana terkadang waktu persiapan yang di butuhkan siswa justru mengurangi atau menggunakan jam KBM ( kegiatan belajar menggajar). Karena biasanya siswalah yang mempersiapkan kegiatan non akademik tersebut dengan di bantu arahan dari guru. Tetapi sebagian besar persiapan pasti tetap di lakukan oleh siswa.
            Sering kali siswa keluar saat jam pelajaran dengan alasan untuk mempersiapkan kegiatan – kegiatan non akademik tersebut. Banyak waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan kegiatan kegiatan tersebut. Jika waktu pelajaran dikira tidak cukup untuk melakukan persiapan tersebut tak jarang siswa juga merelakan waktu istirahatnya di rumah untuk datang kesekolah. Bukan hanya di sore hari terkadang siswa juga mempersiapkan kegiatan tersebut hingga malam. Seperti yang kita tahu dengan kegiatan belajar yang hingga sore di lakukan siswa juga membutuhkan waktu untuk beristirahat. Waktu untuk beristirahat yang dapat digunakan untuk mengisi energi yang dipersiapkan untuk belajar esok hari, juga mereka relakan untuk melakukan persiapan demi suksesnya acara non akademik di sekolah.   Beberapa jam pelajaran terkadang direlakan demi menggatur persiapan acara tersebut. Belum lagi energi yang di keluarkan pada saat persiapan kegiatan non akademik tersebut hal tersebut sering kali membuat siswa lelah untuk melakukan kegiatan belajar. Kondisi ini nampaknya mengganggu konsentrasi dan prestasi belajar siswa. Tetapi penulis mencoba untuk meggetahui bagaimana penggaruh kegiatan non akademik dengan konsentrasi dan prestasi siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang. Penulis juga ingin mengetahui bagaimana juga cara agar kegiatan tersebut tidak menganggu konsentrasi dan prestasi belajar siswa. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah menemukan bagaimana cara siswa menggatasi agar kegiatan non akademik tidak menggangu konsentrasi dan prestasi siswa di SMA Plus Negeri 17  Palembang.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah yang dapat di rumuskan adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana kondisi kegiatan non akademik di SMA Plus Negeri 17 Palembang?
2.      Bagaimana pengaruh kegiatan non akademik terhadap prestasi dan konsentrasi belajar siswa ?

C.    Tujuan Penelitian
      Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui kondisi kegiatan non akademik di SMA Plus Negeri 17 Palembang.
2.  Untuk mengetahui adakah pengaruh kegiatan non akademik terhadap prestasi dan konsentrasi belajar siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang

D.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca, siswa, dan penulis.
1)         Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat mengetahui apakah kegiatan- kegiatan di sekolah mempengaruhi prestas dan konsentrasi belajar siswa SMA Plus N 17 Palembang.

2)         Bagi siswa, agar siswa dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi agar kegiatan – kegiatan non akademik tersebut tidak menggangu prestasi dan konsentrasi belajar.

2)         Bagi penulis, penelitian ini di buat agar penulis menggetahui apakah kegiaan tersebut berpengaruh terhadap prestasi dan konsentrasi belajar siswa. Dan bagaimanakah cara siswa menggatasi hal tersebut agar kegiatan non adeik tidak berdampak negatif bagi konsentrasi dan prestasi belajar siswa.




























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA



A.     Pengertian Kegiatan Belajar
Moh. Surya (1997) : “Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
(cafestudi061.wordpress.com)
            Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapa
            Belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar. (http://indramunawar.blogspot.com)
            (I Nyoman Sudana Degeng. Buku pegangan teknologi pendidikan pusat antar universitas. Dirjrn dikti, Jakarta 1993) : Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.  Dalam pengertian implisit  dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih,menetapkan,mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang di ingginkan.

(Uno hamzah B. teori belajar dan pembelajaran (suatu pengantar), STKIP gorrontalo penerbit nurrul jannah, 1998): dalam hal ini istilahpembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan disain sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guu sebagai salah satu sumber belajar, tetepi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

B.     Memelihara kondisi kesehatan Siswa
Mulyatiningsih,Rudi. 2009. Bimbingan pribadi-sosial,belajar,dan karier. Jakarta : Grasindo.
Kondisi tubuh merupakan salah satu faktor yang mempengarui keberhasilan belajar. Keadaan tubuh yang sehat ,erupakan kondisi yang memungkinkan seseorang untuk dapat belajar secara aktif, seperti selalu hadir di sekolah,dapa belajar dengan giat, tidak cepat lelah, dan tidak cepat mengantuk. Apabila seorang sedang sakit akan mengalami kesulitan dalam belajar, seperti tidak dapat hadir disekolah, cepat lelah, cepat mengantuk, dan tidak dapat mengerjakan tugas sekolah sehingga tidak dapat berhasil dengan baik.
Cara memelihara kondisi tubuh adalah :
a.       makan makanan yang sehat
b.      melakukan olah raga yang teratur
c.       tidur ang cukup
d.      tidak belajar semalam suntuk
e.       menggunakan hari libur untuk rekrasi

C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Proses belajar merupakan  hal yang kompleks. Siswalah yang menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Terjadinya suatu proses belajar timbul suatu aktivitas pengalaman belajar.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ada dua faktor, pertama faktor internal yakni, keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa dan kedua faktor eksternal, yakni kondisi lingkungan/di luar diri siswa.
1.      Faktor Internal (keadaan siswa)
Faktor internal terdiri dari dua faktor, yakni:
a)  Faktor fisiologis, yaitu meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik/jasmani individu seseorang, dan pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.  Faktor tersebut meliputi kondisi fisik yang normal dan kondisi kesehatan fisik
Menurut Noehi Nasution, dkk. dalam Syaiful Bahri Djamarah, bahwa, “orang yang dalam keadaan segar jasmaninya berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan”.[1] Anak-anak yang kekurangan gizi; mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima atau memperhatikan  pelajaran.
b)     Faktor Psikologis. Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis.  Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang.  Faktor tersebut adalah:
1.      Minat dan Usaha
Menurut Slameto bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
2.      Inteligensi (kecerdasan)
Menurut Wechler dalam Dimyati dan Mudjiono, bahwa inteligensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
3.      Bakat
Disamping inteligensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang dalam suatu bidang tertentu. Bakat adalah “salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada”.
4.      Motivasi
Motivasi adalah “daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar”.  Motivasi yang bersal dari dalam diri (intrinsic) yaitu dorongan yang datang dari sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu at-au dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari.  Motivasi  yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru teman-teman dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Jadi kuat lemahnya motivasi seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.
5.      Konsentrasi Belajar
Menurut Thursan Hakim, bahwa konsentrasi adalah “merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan, dan segenap panca-indra ke satu objek di dalam suatu aktivitas tertentu, dengan disertai usaha untuk tidak memedulikan objek-objek lain yang tidak ada hubungannya dengan aktivitas itu”.
Pemusatan perhatian (fokus) tertuju pada objek/isi bahan belajar maupun proses memperolehnya, dan tidak terpengaruh dengan sekelilingnya. Konsentrasi sangat mempengaruhi proses belajar seseorang, apabila konsen-trasi menurun tentu menggangu belajarnya.  Hal ini sejalan dengan pendapat Rooijakker dalam Dimyati dan Mudjiono, mengatakan bahwa “kekuatan perhatian selama 30 menit telah menurun”.  Ia menyarankan agar guru memberikan istirahat selingan selama beberapa menit.
6.      Kematangan dan Kesiapan
Kematangan merupakan suatu “tingkatan atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana seluruh organ-organ biologisnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru”. Misalnya siap anggota tubuhnya untuk belajar.  Dalam konteks proses pembelajaran, kesiapan untuk belajar sangat menentukan aktifitas belajar siswa.  Siswa yang belum siap belajar, cenderung akan berprilaku tidak kondusif, sehingga pada gilirannya akan mengganggu proses belajar secara keseluruhan. Seperti siswa yang gelisah, ribut (tidak tenang) sebelum proses belajar dimulai. Jadi kesiapan amat perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.  Kesiapan juga erat hubungannya dengan minat.
7.      Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani (fisik) dan kelelahan rohani (psikis).  Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan muncul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.  Kelelahan ini disebabkan oleh terjadinya kekacauan  subtansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.  Sedangakan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu termasuk belajar menjadi hilang.  Kelelahan jenis ini ditandai dengan kepala pusing, sehingga sulit berkonsentrasi, seolah-olah otak kehilangan daya untuk bekerja.
8.      Kejenuhan dalam Belajar
Menurut Reber yang dikutip oleh Tohirin dalam Muhibbin Syah, bahwa kejenuhan belajar adalah “rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil”. Seseorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar, sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan mandeg (stagnan) tidak mendatangkan hasil.



2.      Faktor Eksternal Siswa
a)     Faktor Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah “ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah”. Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu saja merupakan faktor pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang.
Orang tua adalah penanggung jawab keluarga.  Dalam pendidikan keluarga menjadi suatu kebutuhan yang mendasar, sebab keluarga adalah awal dimana anak mengenal dengan orang lain dan dirinya sendiri, serta pertama-tama mendapatkan pendidikan, yaitu pendidikan yang diberikan oleh kedua orang tuanya dan merupakan kewajiban yang bersifat kodrati dan bersifat agamis.  Hal ini diterangkan dalam Firman Allah surah at-Tahriim ayat 6 yang artinya
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
Ayat tersebut, jelas peran orang tua di lingkungan keluarga sangat memegang kunci.   Kalau dari awal proses belajar dan perkembangan anak  tetap tercurah oleh para orang tua, maka tercipta kondisi yang ideal bagi terwujudnya pola pikir anak ke arah pembelajaran yang baik
b)     Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal terjadinya proses belajar mengajar. Selain pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah diperoleh seseorang secara teratur, sistematis, bertingkat mulai TK sampai keperguruan tinggi.
Salah satu yang menunjang keberhasilan belajar seseorang di sekolah adalah:
1.      Adanya kurikulum yang baik, yakni kurikulum sesuai dengan kemampuan siswa, sedangkan kurikulum kurang baik adalah kurikulum terlalu padat, di atas kemampuan siswa.
2.      Sarana prasarana, yakni lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik, karena adanya gedung sekolah dengan lengkap fasilitas belajar, seperti buku pegangan anak, ruang ibadah, laboratorium dan lain-lain.  Jadi adanya kelengkapan fasilitas dan sarana dapat mempengaruhi kegiatan belajar anak.  Anak didik dapat belajar dengan baik apabila suatu sekolah memenuhi segala kebutuhan belajar anak didik.
3.      Tata tertib dan disiplin. Menurut Thursan Hakim bahwa salah satu yang paling mutlaq harus ada di sekolah untuk menunjang keberhasilan belajar adalah adanya “tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten”.[11] Disiplin tersebut harus ditegakkan secara menyeluruh, dari pimpinan sekolah yang bersangkutan, para guru, siswa sampai karyawan sekolah lainnya.  Dengan cara inilah dapat mempengaruhi prestasi belajar para siswa. Sebaliknya apabila dalam suatu sekolah tidak ada tata tertib dan kedisiplinan maka proses belajar tidak berjalan dengan baik, dan akhirnya prestasi siswa pun kurang baik.
4.      Guru. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.  Guru yang baik adalah guru yang profesional, mengajar sesuai dengan keahliannya.  Apabila kurang ahli dalam bidang pelajaran tertentu, maka jadi sasarannya adalah siswa, yang kurang menguasai dengan materi.  Jadi guru profesional di sini dalam interaksi belajar mengajar diantaranya adalah sebagai berikut:
5.   Relasi guru dengan siswa. Proses interaksi siswa dengan guru, dipengaruhi hubungan yang ada.   Apabila guru dapat berinteraksi dengan siswa dengan baik, akrab, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga siswa mempelajarinya dengan sebaik-baiknya.  Sebaliknya apabila guru kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar.   Juga siswa merasa jauh dari guru, maka ia segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
6.      Relasi siswa dengan siswa, yaitu hubungan yang akan mempengaruhi proses belajarnya, apabila siswa mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, rendah diri, mengalami tekanan batin akan diasingkan dari kelompok.  Ia menjadi malas sekolah karena mengalami perlakuan kurang bagus dari temannya.   Jadi perlu hubungan baik antar siswa, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.


c)      Faktor Lingkungan Masyarakat
1.      Kegiatan siswa dalam masyarakat, yakni kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi kalau kegiatan siswa terlalu banyak maka akan terganggu belajarnya, karena ia tidak bisa mengatur waktu.
2.      Media Massa, yang dimaksud dalam  media massa adalah  bioskop, radio, TV, surat kabar, buku-buku, komik. Dan lain-lain.  Media massa yang baik akan memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.  Sebaliknya media massa yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa.
3.      Teman bergaul. Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman yang baik membawa kebaikan, seperti membawa belajar bersama, dan teman pergaulan yang kurang baik adalah yang suka begadang, pecandu rokok, minum-minum maka berpengaruh sifat buruk juga.
4.      Bentuk kehidupan masyarakat, yakni apabila kehidupan masyarakat yang terdiri dari orang-orang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak yang berada dilingkungan itu.
(www.cantiknya-ilmu.co.cc)












BAB III
METODELOGI PENELITAN


A.    Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Dengan tujuan untuk menggetahui pengaruh kegiatan non akademik dengan konsentrasi dan prestasi belajar siswa.kegiatan non akademik yang di maksud adalah kegiatan tahunan sekolah seperti Festival Drama, Pesta Putih Hitam, dan extraculicular competition .

B.     Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Plus Negeri 17 palembang. Penelitian ini dilakukan selama 20  hari yaitu dari tanggal 20 Mei  sampai tanggal 10 Juni 2011.
                       
C.    Populasi dan Sampel
1.  Populasi Penelitian
         Populasi penelitian dari karya tulis ini adalah seluruh siswa kelas XI angkatan 13 SMA Plus Negeri 17 Palembang.
      2.  Sampel Penelitian
Pengambilan teknik sampel menggunakan teknik simple random sampling. Dari seluruh siswa kelas X angkatan 13 SMA plus negeri 17 palembang dipilih 7 kelas yang di  jadiakn sempel yaitu kelas XPSIA 1, XIPSIA 2, XIPSIA 3, XIPSIA 4, XIPSIA 5, XIPSIA 6, dan XIPSIA. Kemudian di acak lagi sehingga terpilih 10 orang dari XIPSIA 1, 10 orang dari XIPSIA 2, 10 orang dari XIPSIA 3, 10 orang dari XIPSIA 4, 10 orang dari XIPSIA 5, dan 10 orang dari XIPSIA 6. serta 10 orang dari XIPSIS .Berdasarkan keterangan di atas maka sampel berjumlah 70 orang.

D.    Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi, studi pustaka, dan pemberian angket.
1.                              Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang apasaja manfaat dari pengaruh kegiatan non akademik bagi siawa kelas XI SMA Plus Negeri 17 Palembang.



2.      Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk menambah data agar data-data yang diambil lebih lengkap dan konkret.
3.      Pemberian Angket
Hal ini dilakukan untuk mengetahui  frekuensi pengaruh kegiatan non akademik bagi Siswa kelas XI angkatan 13 SMA plus negeri 17 palembang, yang diwakili oleh beberapa orang yang diambil secara acak.

E.     Analisis Data
Penganalisisan data yang dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif ini ditujukan pada segi-segi yang lebih banyak dinilai dengan angka-angka misalnya persentase siswa yang merasa kegiatan non akademik di sekolah dapat menggangu konsentrasi belajar siswa









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.     Pengaruh Kegiatan Non Akademik
    
  Kegiatan non akademik di SMA Plus Negeri 17 yang sangat padat. Yang sering kali dianggap menggangu kegiatan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Dengan demikian penulis melakuakan penelitian mengenai pengaruh kegiatan non akademik terhadap konsentras dan prestasi siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang . Untuk mengetahui bagai mana pengaruh kegiatan non akademik tersebut maka penulis memberikan 70 angket terhadap 70 responden yang merupakan siswa kelas XI angkatan 13 SMA Plus Negeri 17 Palembang. Sehingga dapat mengetahui tingkat kepahaman siswa mengenai kegiatan naon akademik di SMA Plus Negeri 17 Palembang. Hal itu dapat di ketahui dengan tabel di bawah ini :
Tabel 1. Tingkat Kepahaman Siswa mengenai Kegiatan Non Akademik


Pertanyaan
Presentase jawaban
Iya
Tidak
1.      Tahukah anda tentang kegiatan non akademik di SMA Plus Negeri 17 Palembang?

68
2

97%
3%

                                            

Setelah penulis mengkalkulkasikan jumlah responden mengenai tingkat kepahaman siswa kelas XI SMA Plus Negeri 17mengenai kegiatan non akademik. Maka dapat diketahui bahwa 97 % responden menjawab iya , dan sisanya 3% responen menjawab tidak. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI SMA plus negeri 17  Palembang tentang tingkat pengetahuan mereka mengenai kegiatan non akademik. Selanjutnya penulis dapat mengetahui pengaruh kegiatan non akademik terhadap proses KBM

Tabel 2. Pengaruh kegiatan non akademik terhadap proses KBM


Pertanyaan
Presentase jawaban
Iya
Tidak
2.      Adakah pengaruh kegiatan non akademik terhadap KBM?

56
14

80%
20%


            Dari hasil analisis maka diperoleh data bahwa 80% responden menjawab bahwa kegiatan non akademik mempunyai pengaruh terhadap proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Untuk mengetahui perbandingannya maka penulis ingin mengetahui tentang pengaruh persiapan kegiatan non akademik teradap proses KBM.
 Tabel 3. Pengaruh persiapan kegiatan non akademik .


Pertanyaan
Presentase jawaban
Iya
Tidak
3.      Apakah persiapan kegiatan non akademik menggangu proses kegiatan KBM?
42
28

60%
40%


            Siswa kelas XI SMA plus negeri 17 Kota Palembang dalam penelitian 70 orang . ternyata 60% responden menjawab persiapan kegiatan non akademik mengaggu proses KBM. Sisanya sebanyak 40% responden menjawab bahwa persiapan kegiatan non akademik tidak mengaggu proses KBM.



Tabel 4.  Dampak setelah mengikuti kegiatan non akademik

Pertanyaan
Presentase jawaban
Naik
Tetap
Turun
4. Bagaimana nilai anda setelah mengikuti kegiatan non akademik tersebut?
0
58
12

0%
83%
17%


            Dan dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa ada sebanyak 83% mengatakan bahwa nilai mereka setelah mengikuti kegiatan non akademik sama atau tidak berubah dari sebelum mengikuti kegiatan tersebut. Selanjutnya sebanyak 17% responden mengatakan bahwa nilai mereka cenderung menurun setelah mereka mengikuti kegiatan non akademik tersebut. Dan terakhir tidak ada responden yang menyatakan bahwa nilai mereka naik setelah mengikuti kegiatan non akademik di SMA Plus Negeri 17 Palembang.



Tabel 5. Apakah Kegiatan non akademik menggangu konsentrasi belajar


Pertanyaan
Presentase jawaban
Iya

Tidak
4.      Apakah kegiatan non akademik mengganggu konsentrasi belajar anda?
31
39

44%
56%

Ternyata ada 56 % responden atau sebanyak 39 orang yang menjawab  kegiatan non aka demik menganggu konsentrasi belajar mereka. Selanjutnya sebanyak 44% responden mengatakan bahwa kegiatan non akademik tidak menggangu konsentrasi belajar siswa. Pada pertanyaan selanjutnya penulis ingin mengetahui apakah kegiatan non akademik ini di anggap membebani siswa.

Tabel 6.  Apakah kegiatan non akademik membebani siswa


Pertanyaan
Presentase jawaban
Iya
Tidak
5.      Apakah menurut anda kegiatan non akademik memberatkan atau membebani anda (waktu, dana,dll)?
20
50

29%
71%

Dari 70 responden sebanyak 71% mengaku bahwa kegiatan non akadmik tidak dirasa membebani mereka. Sedangkan sisanya sebanyak 29% responden mengatakn bahwakegiatan non akademik membebani mereka baik daam aspek dana, tenaga, waktu,dan lain-lain. Pada pertanyaan selanjutnya penulis ingin mengetahui apakah kegiatan non akademik dirasa di ikuti secara terpaksa.

Tabel 7.  Apakah peserta didik merasa terpakasa mengikuti kegiatan tersebut


Pertanyaan
Presentase jawaban
Iya
Tidak
Apakah anda merasa terpaksa mengikutikegiatan tersebut?
7
63

10%
90%

Sebagian responden menganggap bahwa 90% daei responden merasa tidak terpaksa mengikuti kegiatan tersebut. Tetapi 10% responden lainya mengatakan bahwa mereka merasa terpaksa saat mengikuti kegiatan non akademik tersebut.
                   
B. Macam-Macam Kegiatan Non Akademik yang Diikuti Siswa
Beragam kegiatan non akademik yang di ikuti siswa adalah :

a.       Pengukuhan ekskul
b.      PPH (Pesta Puti Hitam)
c.       X.com (Extraculicular Competition)
d.      FD (festival Drama)
e.       TUKAS ( Temu Kreatif Antar Ekskul)
f.       Teacher Award
g.      Latdis dan MOS.

C. Manfaat Kegiatan Non Akademik
               Dari kuisioner yang disebar dalam betuk esay lebih dari 70% siswa mengatakan mengikuti kegiatan non akademik adalah untuk refreshing dari kepadatan jam belajar yang ada di sekolah. Selanjutnya mereka juga menjawab bahwa kegiatan non akademik ini dapat mengajarkan mereka tentang pengalam yang tidak bisa didapatkan pada pelajaran. Tidak hanya itu, siswa pun mampu belajar berorgani sasi dari kegiatan non akademik tersebut. Selain itu kegiatan non akademik juga dapat melatih kekompakan serta melatih jiwa kepemimpinan yang ada di dalam diri siswa.











BAB V
PENUTUP

  1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa simpulan yaitu :
1.      Kondisi kegiatan non akademik di SMA Plus Negeri 17 Palembnag berjalan lancar. Kegiatan non akademik sangat sering di lakukan di sekolah ini. Adapun kegiatan non aka demik yang rutin di lakukan di sekolah ini antara lain :

a.       Pengukuhan ekskul
b.      PPH (Pesta Puti Hitam)
c.       X.com (Extraculicular Competition)
d.      FD (festival Drama)
e.       TUKAS ( Temu Kreatif Antar Ekskul)
f.       Teacher Award
g.      Latdis dan MOS.
            Acara ini biasanya di selenggarakan oleh OSIS SMA Plus Negeri 17 yang mana susunan panitianya adalah siswa. Hal tersebut berarti siswa SMA Plus Negeri 17 sangat berperan terhadap kegiatan non akademik.

2.      Kegiatan non akademik sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar (KBM). Sebagian besar siswa menganggap kegiatan non akademik berpengaruh terhadap proses KBM. Selain itu, persiapan kegiatan yang mmekibatkan siswa ini menurut sebagian besar responden juga mengaggu proses kegiatan KBM. Siswa juga mengaggap bahwa kegiatan tersebut walaupun menggangu proses belajar. Tetapi walaupun kegiatan tersebut menggangu proses KBM siswa. Nilai yang didapat tidak terlalu di pengaruhi. Siswapun mendapatkan manfaat lain yang tidak bisa di dapat dari proses KBM di kelas, seperti pelajaran berorganisasi, kekompakan,dan lain-lain. Siswapun tidak merasa dibebankan dalam kegiatan non akademik.
  1. Saran
Diharapkan bagi siswa SMA Plus Negeri 17 palembang dapat tetap mengontrol waktu belajar walaupun sedang melaksanakan kegiatan non akademik. Sehingga tidak terjadi penurunan nilai di dalam proses KBM.  Selain itu siswa juga diharapkan mampu menjadikan kegiatan non akademik sebagai kegiatan yang merupakan ajang untuk saling bersaing tentang kreatifitas. Sehingga kreatifitas di SMA Plus Negeri 17  dapat selalu tumbuh.
























DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Pola Belajar. (Online),                                  (http://mathedu-unila.blogspot.com, diakses tanggal 2 Maret 2011).

Anonim. 2003. Teori Belajar. (Online) (http://indramunawar.blogspot.com, diakses tanggal 2 Maret 2011).

Anonim. 2010. Belajar dan Prosesnya. (Online)
         (www.cantiknya-ilmu.co.cc, diakses tanggal 2 Maret 2011).   

B, Hamzah Uno (a). 1998. Teori belajar dan pembelajaran (suatu pengantar). STKIP Gorrontalo: Nurrul Jannah

B, Hamzah Uno (b). 2009. Perencanaan pembelajaran. Jakara: Bumi Aksara.

Moh. Surya. 1997. Definisi Belajar. (Online) (www.cafestudi061.wordpress.com, diakses tanggal 2 Maret 2011).

Mulyatiningsih, Rudi. 2009. Bimbingan pribadi-sosial,belajar,dan karier. Jakarta: Grasindo.

Sudana, I Nyoman. 1993. Buku Pegangan Teknologi Pendidikan Pusat Antar Universitas. Jakarta: Dirjrn dikti.










Lampiran :
KUISIONER

Nama :
Kelas :

  1. Tahukah anda tentang kegiatan non akademik di SMA Plus Negeri 17 Palembang?
    1. Tahu
    2. Tidak tahu
  2. Kegiatan apa yang anda ikuti? (boleh memilih lebih dari 1)
    1. Pengukuhan ekskul
    2. PPH (pesta putih hitam)
    3. X.com (Extraculicular Competition)
    4. FD (festival Drama)
    5. TUKAS ( Temu Kreatif Antar Ekskul)
    6. Teacher Award
    7. Latdis dan MOS
  3. Apa manfaat dari kegiatan yang anda ikuti?
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
  1. Adakah pengaruh kegiatan non akademik tersbut terhadap KBM?
    1. Iya
    2. Tidak
  2. Apakah persiapan kegiatan non akademik menggangu proses kegitan KBM ?
    1. Iya
    2. Tidak
  3. Bagaimana Nilai / prestasi  anda setelah mengikuti kegiatan non akademik tersebut?
    1. Naik
    2. Tetap
    3. Turun
  4. Apakah kegiatan non akademik meenggangu konsentrasi belajar anda?
    1. Iya
    2. Tidak
  5. Apakah menurut anda kegiatan non akademik memberatkan atau membebani anda (waktu, dana,dll) ?
    1. Iya
    2. Tidak
  6. Apakah anda merasa terpaksa mengikuti kegiatan tersebut?
    1. Iya
    2. Tidak

Terimakasih  J